Jakarta – Ketua Dakwah PWNU DKI Jakarta, KH Samsul Ma’arif menyebut Banser siap jika aparat membutuhkan untuk membantu kegiatan-kegiatan keagamaan.
“Banser kita dorong bersama-sama aparat keamanan. Kalau memang di butuhkan ya monggo, silakan, ”katanya dalam surat yang diterima tim dakwah NU, Rabu (20/4).
Banser Sudah Teruji
Beliau meyakinkan Banser siap mendampingi aparat keamanan untuk menjaga keamanan internal, sebab Banser memang sudah teruji dalam hal itu.
“Kalau ada kegiatan-kegiatan keagamaan kami siap jika di libatkan, ya artinya keamanan kecil-kecilan lah, internal saja sifatnya, diperdayakan. Insyaallah aman bersama Banser, kegiatan-kegiatan terkontrol dengan baik, dan Banser memang sudah teruji dalam hal itu, ”kata Kiai Samsul.
Hal ini di sampaikan Kiai Samsul terkait adanya kabar penangkapan terduga teroris Eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman di Perumahan Modern Hills, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Selasa (27/4/2021).
Kiai Samsul menyampaikan sebagai warga negara harus bersatu padu, jangan sampai negara kita kesusupan orang-orang yang terindikasi ingin melakukan gerakan terorisme.
Apapun dan latar belakangnya, jika sudah ada indikasi kegiatan teroris, itu harus di atasi sebaik mungkin, terutama oleh pihak berwajib. Semua warga bangsa harus betul-betul menjaga negara, agar bebas dari tindakan atau gerakan terorisme.
Sebab, menurut Kiai Samsul bahaya terorisme itu luar biasa. Pertama, merusak eksistensi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan secara otomatis akan merusak masyarakat.
“Bisa di bayangkan kalau Indonesia itu sudah di masuki orang-orang teroris. Ini masyarakatnya yang menjadi korban. Ekonominya di korbankan, kerukunannya juga di korbankan, semua bidang akan menjadi berantakan gara-gara aksi tindakan terorisme, ”kata beliau.
Kiai Samsul melanjutkan kejadian ini juga harus menjadi perhatian para dai dan insan dakwah. Mengingatkan agar para dai selalu hati-hati, jangan sampai bergaul dengan orang yang mengaku dakwah tapi justru bertujuan merusak nilai-nilai dakwah itu sendiri.
Tak hanya itu, beliau juga mewanti-wakti majelis taklim yang juga berpeluang di susupi oleh orang-orang yang terindikasi terorisme. Majelis-majelis taklim harus benar-benar menegakkan amar ma’ruf nahi munkar bil ma’ruf dengan cara yang baik (menegakkan yang benar dan membatalkan yang salah).
“Jadi harus hati-hati betul, terutama wahai para dai, jangan terkesima dengan orang-orang tertentu yang seakan-akan membawa ideologi dakwah atau gerakan-gerakan dakwah tetapi hakikatnya adalah dia sebenarnya dia sedang melakukan perusakan. Ini hati-hati, ”pesannya. (*)