Yukbukber.com – Direktur Aswaja Center Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Misbahul Munir Kholil menjelaskan 3 penyakit hati dan obatnya pada video yang di tayangkan di akun YouTube TVNU, Rabu (14/4/21).
Rasulullah SAW pernah mengingatakan kepada kita, Alaa wa inna fil jasadi mudzghotan idzaa sholahat sholahal jasadu kulluhu, wa idzaa fasadat fasadal jasadu kulluhu, alaa wahiyal qolbu.
Artinya : ketahuilah bahwa di dalam tubuh (manusia) terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Maka ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.
Kemudian, beliau menjelaskan bahwa sering kali di antara kita ketika jasmani sakit, kita mencari dokter dan obat. Ketika ruhaninya sakit, kita tidak merasakan apapun, tiba-tiba kita sudah menjadi sombong, berperilaku baik dan perilaku-perilaku negatif yang lain.
“Oleh karena itu harus kita deteksi mulai dari awal. Jangan sampai kita biarkan hati kita yang awalnya suci, bersih itu di kotori oleh penyakit hati, ”jelas Kiai Misbah yang juga Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU.
Lebih lanjut, Kiai Misbah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan kepada kita yang berkaitan dengan penyakit hati.
3 Penyakit Hati
Ada 3 penyakit hati, di antaranya adalah :
- Shuhun mutha’ (pelit yang di ikuti).
- Wa hawwan muttaba’ (hawa nafsu yang tidak terkendali).
- Wa I’jabul mar’I binafsihi (ujub merasa dirinya bersih, merasa suci dan bangga terhadap dirinya sendiri).
“ Tiga penyakit hati ini, paling tidak harus kita perhatikan, jangan sampai menguasi diri kita,” pesan Kiai Misbah.
Lalu, beliau menjelaskan terkait tiga penyakit hati ini di dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin.
Shuhun Mutho’
Pertama, shuhun mutho’ (pelit yang di ikuti). Kalau berbicara pelit semua kita ini pelit. Memang karakter manusia pelit, manusia itu memang bawaannya pelit tetapi pelit yang tercela saat pelitnya di ikuti. Misalnya kita di kasih oleh Allah harta yang banyak, kemudian sama Allah di minta untuk mengeluarkan 2,5 persen, kalau anda tidak mengeluarkan 2,5 persen itu namannya pelit yang di ikuti.
Lebih lanjut, Kiai Misbah menjelaskan, Apa yang di maksud shuhun mutho’ itu adalah iri hati atau dengki, bisa menyebutnya dengan penyakit SMS. Apa itu penyakit SMS (senang melihat orang lain sedih) atau (senang melihat orang lain sudah).
Kemudian beliau menjelaskan penyakit hasud adalah sebuah sikap yang tidak senang dengan orang lain mendapatkan nikmat. “Penyakit ini jangan sampai kita pelihara,” tegas beliau.
Rasulullah SAW bersabda, Iyyakum walhasada fainnal hasada ya’kulu hasanati kama ta’kulu naaral hatoba, artinya jauhilah oleh kamu sekalian sifat hasad (dengki) karena dengki dapat mengambil tindakan baik yang telah di perbuat, seperti api membakar kayu.
“Berapa pun kebaikan kalau kita hasud akan hilang nanti. Dan orang hasud itu akan capek hidupnya tersiksa, karena setiap orang yang hasud tidak senang orang lain mendapat nikmat, padahal tiap hari Allah memberikan nikmat pada setiap manusia, tapi orang hasud tidak seneng melihat orang lain mendapatkan nikmat, dan itu bahaya,”jelas Kiai Misbah.
Sehingga Kiai Misbah menjelaskan bahwa obat dari penyakit hasud itu juga SMS, Apa itu SMS (senang melihat orang lain senang) atau (sedih melihat orang lain yang sedih).
Penyakit Riyai
Kemudian, beliau menjelaskan terkait penyakit hati yang kedua yaitu wa hawwan muttaba ‘ (riya). Riya adalah al’amalu li’ajlinnas (beramal, karena manusia). Malah yang di sebut riya juga berarti tarkul ‘amal li’ ajlinnas (meninggalkan suatu amal karena manusia.
Yang dimaksud al’amalu li ‘ajlinnas (beramal karena manusia) adalah, ketika akan di bangkitkan dari kubur bertemu dengan Allah Ta’ala, kita akan ditentukan masuk surga atau neraka. Ketika orang mengharapkan suatu pahala, nanti di akhirat tidak ada apa-apanya untuk Allah. Sedangkan yang di maksud tarkul ‘amal li ajlinnas adalah meninggalkan ibadah karena manusia.
“Mari kita jalani dengan ikhlas. Allah berfirman, wa ma umiruu illa liya’budullaha mukhlishina lahuddin, artinya, padahal mereka hanya di perintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama. Memang jarang yang bisa ikhlas seratus persen, tetapi ikhlas itu selalu berupaya untuk ikhlas, dengan meminta maaf kepada Allah SWT ketika kita salah, ” pesan Kiai yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Ilmu Al Qur’an (PIQ) Al Misbah, Jakarta.
Penyakit Ujub
Sementara penyakit hati yang ke tiga yaitu ‘ujub (sombong). Sifat ‘ujub adalah menganggap dirinya yang paling benar dan orang lain salah. Sifat inilah yang tidak baik dan harus juga kita hindari.
“Sholat, zakat, sedekah itu bisa di sebut baik di terima oleh Allah SWT. Urusan baik dan tidak baik itu adalah nanti di hadapan Allah Ta’ala. Lalu buat apa kita menyombongkan hal itu semua? ” katanya.
Mengutip firman Allah SWT, kun ‘indallahi khoirunnas , yang artinya jadilah kamu sebaik-baiknya manusia di sisi Allah. Kiai Misbah berpesan agar manusia dalam jalan ikhlas dan istiqomah. Sedangkan bertemu orang lain, kun ‘indannafsi syarrannasi , yang artinya jadilah engkau menurut dirimu yang paling banyak dosa (tawadlu).
Dari pengertian ini, Kiai Misbah menjelaskan bahwa kita harus baik dan mempunyai sikap tawadlu ‘. Misalkan bertemu anak kecil, anggaplah dia orang yang lebih baik, karena anak kecil sedikit dosanya. Bertemu orang tua, anggaplah dia orang baik, karena pengurangannya lebih banyak. Lalu, bertemu orang bodoh, anggaplah ia lebih baik. Bertemu kiai, anggaplah ia orang baik, karena kiai lebih banyak ilmunya. Kepada orang non muslim pun harus anggap teman baik.
“ Fainna rahmatallahi qoribun minal muhsinin , artinya sebenarnya rahmatnya Allah itu dekat dengan orang yang baik. Karena itu masih majhul (tersembunyi). Dan kita hanya berikhtiar saja. Tidak ada yang tembus cahaya itu kecuali Allah SWT, ”tutur Kiai Misbah.
Kesimpulan
Dari tiga penyakit hati tersebut, Kiai Misbah memberi kesimpulan bahwa ketika kita sudah menghindari penyakit tersebut dan mendapat ridlo Allah SWT, Allah SWT akan memasukan ke dalam surganya. Seperti firman Allah SWT, Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah, Irji’i ilaa rabbiki raa dhiyatam mardhiyyah, Fadkhuli fii ‘ibadi, wadkhuli janaati , artinya wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Yb)
Sumber : Dakwah NU