Yukbukber.com || Yogyakarta – Launching ekspor Perdana Tepung MOCAF di Gedung PP Muhammadiyah Cik Ditiro Yogyakarta, Kamis (8/4/2021)
✓Melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mulai mengekspor 60 ton tepung singkong Mocaf ke Inggris setiap bulannya.
✓Modified Cassava Flour atau MOCAF menjadi hadiah bagi keberadaan petani singkong yang selama ini sesuai data BPS, 98 persen di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan.
✓Pendiri Rumah Mocaf Riza Azyumaridha Azra pun bersyukur perjuangan panjangnya bersama MPM berhasil memberikan nafas baru bagi kesejahteraan petani singkong.
✓“Dulu tahun 2017, kita menjual MOCAF 50 kilo perbulan saja susahnya bukan main. Sekarang Alhamdulillah berkat kegigihan, keistiqamahan teman-teman Angkatan Muda Muhammadiyah di Banjarnegara, akhirnya kami bisa menjual minimal 30 ton per bulan,” terang Riza.
✓Ekspor tepung olahan singkong juga menjadi harapan bagi Indonesia yang merupakan negara pengimpor tepung terigu terbesar di dunia.
✓Ekspor 60 ton Mocaf ke Inggris setiap bulannya, menurut Riza akan disimulasikan dengan pengiriman 10 ton tepung Mocaf terlebih dahulu.
✓Turut hadir dalam acara, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir menyatakan dukungan penuh terhadap MPM sekaligus mengapresiasi Reza.
✓Menurut Prof. Haedar, ekspor Mocaf menjadi bentuk produktif dari Jihad Al Muwajahah (perjuangan kultural) Muhammadiyah. Yaitu bentuk perjuangan yang bersifat menopang dan memberikan jawaban alternatif yang nyata.
✓“Karena kalau kita terus habis-habisan melawan, apalagi melawan yang begitu rupa, tentu kita tidak akan sukses. Seperti melawan jaringan Mafioso, maka sebaiknya kita berbuat sesuatu yang bersifat terobosan dan nyata,” ungkapnya.
✓Tak hanya jawaban bagi petani lokal, melalui Mocaf, Muhammadiyah menurut Ketua MPM Muhammad Nurul Yamin juga berhasil menggerakkan kesejahteraan petani singkong dan masyarakat sekitarnya.
✓Menurutnya, minimal terdapat tiga klaster serapan kerja melalui program Mocaf.
✓Pertama klaster petani singkong yang berjumlah lebih dari 400 orang.
✓Kedua, klaster pengolah singkong menjadi tepung yaitu ratusan ibu-ibu di wilayah itu dan ketiga adalah klaster marketing yang berupa anak muda dengan segala kreativitasnya. (Yb)