Rembulan Meninggalkan Cahaya Pada Lilin

Maafkan aku mencintaimu melebihi perasaanku sendiri
Setiap bunga adalah wangimu
Juga keindahanmu
Setiap desir angin kau hadir seperti nafasku sendiri

Aku mencintaimu
Dari tatapan kebencianmu
Dari kebiasaan wajah merahmu
Dari tuduhan tuduhan anehmu
Aku mencintaimu

Malam taklagi sepi
Nada nada rindu selalu menjadi ungkapan
Merdu dan merdu sekali
Kalimat perkalimat adalah keindahanmu

Pesonamu mengintimidasi diri ini
Takberdaya
Aku tak berdaya
Benar benar terpedaya
Anggung gematimu adalah harapan
Hidup ini milikmu

Sementara pagi memanggil kerinduan
Embun menyerupai sejuk wajahmu
Aku milikmu kekasihku
Engkau mutiara tanpa lelang
Bahkan hargamu takterbeli
Hanya aku
Hanya aku
Hanya aku
Kekasih

Hangatnya matahari segera memanggil senja
Kita akan larut kembali
Engkau yang manja
Engkau aku puja
Cinta ini adalah semesta
Sepenuh karsa

BACA JUGA  Bulan Terasing Tanpa Tanda

Mari, kemari kasih
Rindu ini tak terpatri
Rebahkan penatmu dimari
Didada yang taklagi lapang
Tapi masih siap membawamu terbang
Meninggalkan cemooh usang
Para musang

Peluklah kini
Eratkan
Lekatkan
Menuju besok
Menembus lusa
Memenuhi ruang bahagia

Kekasih
Cinta ini melebihi hasratku sendiri
Sederhana sekali

Kekasih
Inilah puisi kita
Puisi asmara tanpa bentuk
Seperti suluk
Kau kubaca
Kau kuhirup
Kau
Kau
Kau
Aku mencintaimu sejak rembulan menitipkan terang pada lilin dibilik bernama asmara

Mahrus Ali
Lamongan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *