Sholat Lail atau malam di Bulan Suci Ramadhan Hukumnya Sunnah Muakkad

Yukbukber.comSholat lail atau malam di Bulan Suci Ramadhan yang terdiri dari shalat Tarawih dan shalat Witir, hukumnya sunnah muakkad atau ibadah sunnah yang sangat di anjurkan bagi umat muslim, baik di kerjakan secara berjamaah atau sendiri-sendiri.

Makna Sholat Tarawih

Waktunya di kerjakan sesudah sholat Isya sampai akhir malam. Shalat lail atau malam bulan Ramadhan di namai sholat tarawih; di ambil dari kata “Tarwihah” yang artinya rileks atau bersenang-senang.

Kenapa sholat itu di namai demikian karena di kerjakan secara rileks dan menyenangkan, dengan istirahat setiap selesai empat rakaat.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ فَيَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Rasulullah s.a.w. menganjurkan agar mengerjakan sholat malam pada bulan Ramadhan, akan tetapi tidak mewajibkannya. Beliau bersabda: “Siapa yang mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (Hadis Shahih, riwayat Bukhari: 36 dan Muslim: 1267. teks hadis riwayat al-Bukhari).

BACA JUGA  Kuliner Nasi Becek Khas Nganjuk Cocok Jadi Menu Berbuka Puasa

Aisyah r.a. menuturkan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ فَصَلَّى فِي الْمَسْجِدِ فَصَلَّى رِجَالٌ بِصَلَاتِهِ فَأَصْبَحَ النَّاسُ يَتَحَدَّثُونَ بِذَلِكَ فَاجْتَمَعَ أَكْثَرُ مِنْهُمْ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي اللَّيْلَةِ الثَّانِيَةِ فَصَلَّوْا بِصَلَاتِهِ فَأَصْبَحَ النَّاسُ يَذْكُرُونَ ذَلِكَ فَكَثُرَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ مِنْ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ فَخَرَجَ فَصَلَّوْا بِصَلَاتِهِ فَلَمَّا كَانَتْ اللَّيْلَةُ الرَّابِعَةُ عَجَزَ الْمَسْجِدُ عَنْ أَهْلِهِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَطَفِقَ رِجَالٌ مِنْهُمْ يَقُولُونَ الصَّلَاةَ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى خَرَجَ لِصَلَاةِ الْفَجْرِ فَلَمَّا قَضَى الْفَجْرَ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ ثُمَّ تَشَهَّدَ فَقَالَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّهُ لَمْ يَخْفَ عَلَيَّ شَأْنُكُمْ اللَّيْلَةَ وَلَكِنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ صَلَاةُ اللَّيْلِ فَتَعْجِزُوا عَنْهَا

“Sesungguhnya Rasulullah SAW keluar pada suatu malam, kemudian sholat di masjid. beberapa orang sahabat mengikuti sholat Nabi tersebut, Esok harinya banyak orang menceritakan hal itu. Pada malam kedua Rasulullah SAW keluar untuk mengerjakan sholat, orang-orang berkumpul lebih banyak lagi, mereka mengerjakan sholat bersama beliau. Esok harinya orang-orang lebih banyak membicarakannya, maka pada malam ketiga, orang-orang yang berkumpul di masjid lebih banyak lagi, kemudian Rasulullah keluar dan mengimami mereka sholat. Pada malam keempat, masjid itu tidak mampu lagi menampung para jamaah, dan Nabi s.a.w. tidak keluar menuju masjid, orang-orang berkata, “Mari kita sholat”, namun Nabi SAW. tidak keluar juga hingga beliau keluar untuk mengerjakan sholat Shubuh. Setelah selesai sholat Shubuh, beliau menghadap pada para jamaah, lalu membaca syahadat, kemudian bersabda: “Amma ba’du (adapun sesudah itu) sesungguhnya aku tidak khawatir akan aktivitas kalian semalam, akan tetapi aku khawatir bila shalat malam itu di wajibkan atas kalian, sehingga tidak mampu melaksanakannya”. (Hadis Shahih, riwayat Bukhari: 1873 dan Muslim: 1271. teks hadis riwayat al-Bukhari).

BACA JUGA  Bulan Ramadhan Pelaku UMKM bikin Parcel Lebaran Khas Probolinggo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *